Menentukan objek penelitian dalam perancangan penelitian
kuantitatif adalah suatu hal yang penting. Objek penelitian adalah sesuatu yang
diteliti dalam penelitian. Objek penelitian tidak sama dengan variabel,
misalnya: variabel yang diukur adalah “kinerja” berarti objeknya adalah
organisasi (populasi) dan individu atau anggotanya (sampel). Objek penelitian
terdiri dari populasi dan sampel. Beberapa individu yang berpartisipasi dalam
penelitian dinamakan partisipan. Dalam suatu kelompok, partisipan biasanya
dugunakan sebagai suatu sampel. Sampel yang diambil dari kelompok yang lebih
besar biasa disebut populasi.
Pengambilan sampel dibagi dalam dua metode sampling yaitu: (1) probabilitas sampling , dan (2) non-probabilitas sampling. Berikut penjelasan lebih
lanjut mengenai populasi dan pengambilan sampel.
1.
Populasi
Populasi adalah sekelompok elemen atau kasus, baik itu
individual, objek atau peristiwa yang berhubungan dengan kriteria spesifik dan merupakan
sesuatu yang menjadi target generalisasi dari hasil penelitian.
Seorang peneliti harus dapat menentukan secara lengkap dan
hati-hati populasi target dan kerangka sampling
yang akan diteliti. Hal ini dimulai dengan masalah penelitian yang didukung
dengan sumber literatur atau pustaka, dimana populasi dipandang secara
konseptual atau dalam tataran yang lebih luas.
2. Probabilitas Sampling
Probabilitas sampling
adalah pengambilan sampel dari suatu populasi atau populasi dari populasi yang
lebih besar dengan sejumlah cara dimana probabilitas pemilihan anggota populasi
diketahui. Probabilitas sampling
dilakukan untuk mendapatkan kebenaran dalam suatu populasi melalui kelompok
yang lebih kecil secara efisien.
Beberapa metode probabilitas sampling dapat digunakan untuk menggambarkan sampel yang tidak bias
dari suatu populasi. Masing-masing metode menggunakan beberapa tipe random sampling, dimana masing-masing
populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih. Probabilitas sampling yang biasa digunakan dalam
penelitian adalah: random sampling
sederhana, sampling sistematik,
random sampling bertingkat, dan sampling kelompok.
3. Non Probabilitas Sampling
Probabilitas sampling
biasanya tidak sesuai dengan penelitian yang bersifat eksperimental maupun semi
eksperimental, sampling ini juga
tidak mampu memilih subjek dari kelompok yang lebih besar. Non probabilitas sampling tidak menggunakan random sampling jenis apapun. Peneliti biasanya menggunakan objek yang
mudah didatangi atau yang merepresentasikan sejumlah karakteristik. Jenis non probabilitas
sampling yang sering digunakan
adalah: sampling berkesesuaian, sampling bertujuan khusus, dan sampling kuota.
A. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara mengumpulkan informasi
tentang variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian. Peneliti memilih
teknik dan pendekatan dalam pengumpulan data. Masing-masing metode memiliki
kelemahan dan kelebihannya tersendiri, dan pendekatan spesifik yang diambil
sebaiknya merupakan metode tebaik guna menjawab pertanyaan penelitian. Berikut
ini adalah beberapa metode yang biasa digunakan dalam mengumpulkan informasi
atau data kuantitatif :
1.
Test
Test dapat diartikan sebagai seperangkat pertanyaan standar
yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang diberikan pada setiap subjek
(individu yang berpartisipasi dalam penelitian) dalam bentuk tertulis (kertas,
lembar jawaban komputer atau test dengan media komputer) yang menuntut
penyelesaian tugas kognitif. Respon atau jawaban kemudian dirangkum untuk
mendapatkan nilai angka yang mencerminkan karakteristik dari subjek tersebut.
Tugas kognitif yang diberikan dapat difokuskan pada pengetahuan subjek,
kecakapan atau bakat, hobi, perilaku, bakat atau keterampilan. Jenis test
berbeda-beda tergantung kebutuhan atau pencapaian yang diinginkan peneliti,
misalnya :
1)
Test yang terstandarisasi. Hasil
dari test ini biasanya sudah dapat diperkirakan oleh peneliti, karena
sebelumnya sudah diperhitungkan tingkat validitas dan reliabilitasnya. Hal ini
dilakukan untuk menjaga akurasi data. Test yang terstandarisasi memberikan
prosedur yang seragam untuk mengelola dan menilai instrumen. Pertanyaan yang
sama diajukan setiap kali test digunakan, dengan serangkaian petunjuk yang
menjelaskan bagaimana tes itu harus diberikan.
2) Test bakat. Tujuannya adalah untuk memperkirakan kemampuan objek
(individu yang di test) dimasa mendatang. Hasilnya digunakan untuk membuat
prediksi tentang kemampuan untuk beberapa kriteria (peringkat, efektivitas
mengajar, sertifikasi, atau skor test) sebelum instruksi, penempatan atau
pelatihan. Test bakat ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang potensi
alami suatu individu, sedangkan kebalikan dari test bakat adalah test kecerdasan
atau kemampuan. Test kecerdasan atau
kemampuan menyediakan pengukuran yang sangat umum, karena sangat umum, maka
test kecerdasan atau kemampuan berguna untuk memperkirakan ragam tugas yang
banyak.
Interpretasi hasil test dibagi dua, yaitu : (1) interpretasi
berdasarkan norma; (2) interpretasi berdasarkan kriteria.
Interpretasi berdasarkan norma tujuannya adalah untuk
menunjukkan bagaimana skor individu dibandingkan dengan skor dari referensi
yang ditetapkan dengan baik atau norma kelompok individu. Karena tujuan
penelitian adalah untuk mebedakan antar individu, maka distribusi skor yang
paling baik adalah yang memperlihatkan variasi yang banyak. Contohnya,
penggunaan istilah “nasional” dalam test yang terstandarisasi berdasarkan
norma, banyak yang mengidentifikasikan bahwa norma “nasional” itu sama, dengan
mengesampingkan fakta bahwa istilah “nasional” mengarah pada interpretasi yang
berbeda. Misalnya membandingkan skor pelajar yang berbakat dengan norma
nasional, kesempatannya bagus untuk seluruh pelajar berbakat mendapatkan skor
yang tinggi dan memperlihatkan variabilitas yang rendah. Kondisi tersebut yang
disebut efek langit-langit (ceiling efect)
dan sebuah jangkauan tertutup, yang pada gilirannya akan mengarahkan pada hasil
yang tidak signifikan.
Interpretasi berdasarkan kriteria dilakukan dengan cara
membandingkan skor tiap individu, sedangkan interpretasinya dilakukan dengan
membandingkan skor dengan standar kemampuan yang dinilai secara profesional.
Perbandingan ini adalah antara skor dengan sebuah kriteria atau standar skor
lain. Variabilitas yang diperoleh lebih rendah dari interpretasi berdasarkan
norma. Hasil interpretasi ini biasa dinyatakan dalam persentase dan biasa
digunakan untuk mengkategorikan subjek kedalam kelompk batas gagal.
2. Questioner
Qustioner adalah teknik yang digunakan secara luas untuk
memperoleh informasi dari subjek. Questioner relatif ekonomis, memuat
pertanyaan yang sama bagi seluruh subjek dan dapat memastikan kerahasiaan
subjek. Qustioner dapat menggunakan pertanyaan dan pernyataan yang disesuaikan
dengan kebutuhan penelitian.
Langkah-langkah dalam membuat qustioner dijelaskan sebagai
berikut :
1)
Justifikasi. Sebelum
menggunakan teknik ini, peneliti harus yakin bahwa berdasarkan kondisi yang
ada, tidak ada teknik lain yang lebih reliabel dan valid untuk digunakan.
Keputusan ini berdasarkan pada pengetahuan akan kekuatan dan kelemahan dari
teknik yang akan digunakan;
2) Menetapkan sasaran. Setelah memutuskan teknik yang akan
dipakai, peneliti membuat daftar sasaran khusus dari informasi yang akan
didapat. Sasaran yang dibuat berdasarkan pertanyaan atau masalah penelitian,
dan sasaran memperlihatkan bagaimana bagaimana setiap bagian informasi akan
digunakan.
3) Menulis pertanyaan dan pernyataan. Babbie (1998) dalam
McMillan dan Schumacher (2001:258-259) menyimpulkan panduan untuk menulis
pertanyaan atau pernyataan yang efektif :
a)
Buat pertanyaan dan pernyataan
sejelas mungkin;
b) Hindari pertanyaan yang mempunyai dua ide atau gagasan;
c)
Responden harus kompeten untuk
menjawab;
d) Pertanyaan harus relevan dengan kebutuhan dan maksud dan
tujuan penelitian;
e)
Pertanyaan dan pernyataan yang
terbaik adalah yang pendek dan sederhana, mudah dimengerti responden dan
peneliti;
f)
Hindari pertanyaan dan
pernyataan yang negatif;
g)
Hindari pertanyaan dan pernyataan
yang menggunakan istilah bias.
4) Mengkaji ulang (review)
pertanyaan dan pernyataan yang telah ditulis.
5)
Menyusun format umum
questioner. Membuat tampilan dan menyusunan questioner sangat penting untuk
diperhatikan. Apabila hal ini dilakukan dengan asal-asalan atau ceroboh, maka
responden akan mengabaikannya dan tidak akan pernah merespon. Sebuah format dan
tampilan yang baik akan membuat kesan pertama yang menarik dan akan
menghasilkan kerjasama dan keseriusan responden. Peraturan dalam menyusun
format questioner yang baik, sebagai berikut:
a)
Periksa grammar, pengejaan,
tanda baca, dan detail lainnya dengan baik;
b) Pastikan hasil print-out jelas dan mudah dibaca;
c)
Buat instruksi yang jelas dan
mudah dimengerti.
6) Uji coba. Sangat dianjurkan bagi para peneliti untuk
melakukan uji coba qustioner sebelum digunakan. Akan lebih baik jika memilih
subjek atau responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek atau
responden yang akan diuji;
7)
Evaluasi. Sangat dianjurkan
untuk melakukan evaluasi terhadap hasil uji coba, karena evaluasi berguna untuk
mengetahui kesalahan yang dibuat dan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini tentu
saja akan meningkatkan kualitas dari questioner yang dibuat oleh peneliti.
3. Wawancara
Wawancara dalam kajian kuantitatif secara esensial memiliki
kesamaan dengan questioner, langkah-langkah penyusunannya pun sama : (1)
justifikasi; (2) menetapkan sasaran; (3) menulis pertanyaan dan pernyataan; (4)
mengkaji ulang; (5) menyusun format umum wawancara; (6) uji coba; (7) evaluasi.
Perbedaan yang jelas terlihat pada penyajiannya, wawancara melibatkan interaksi
antar individu (peneliti dan responden) sedangkan questioner tidak. Keduanya
mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri.
Teknik wawancara sifatnya fleksibel dan mudah diadaptasi
untuk berbagai situasi dan kondisi. Teknik ini dapat digunakan dalam beberapa
permasalahan dan tipe orang yang berbeda-beda. Misalnya untuk tipe orang yang
tidak bisa membaca atau terlalu muda untuk membaca dan menulis, dan responnya
dapat diperiksa, dilanjutkan, diklarifikasi, dan dielaborasi untuk mendapatkan
respon yang akurat dan spesifik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar