Sabtu, 24 Desember 2011

Uji Validitas dan Reliabilitas Data


Data diperoleh dari hasil eksperimen atau hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen penelitian. Informasi tentang instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah komponen dasar dari rencana metode penelitian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memperoleh informasi tentang instrumentasi penelitian dijelaskan sebagai berikut :
1)   Identifikasi instrumen penelitian yang akan digunakan. Diskusikan terlebih dahulu, apakah menggunakan instrumen buatan sendiri, instrumen yang dimodifikasi, atau instrumen yang dikembangkan oleh orang lain
2)  Jika berencana untuk menggunakan instrumentasi yang telah ada, gambarkan dan jelaskan validitas pembuatannya dan reliabilitas item dan skala instrumentasinya
3)  Gambarkan dan jelaskan juga contoh itemnya, sehingga para pembaca dapat melihat dan menilai item-item yang digunakan
4)  Indikasikan konten utama dalam instrumen, misalnya demografi, item kebiasaan, item tingkah laku, item faktual, dll
5)   Diskusikan rencana untuk uji coba lapangan dan rasionalitas prosedur
Pengukuran kuantitatif menggunakan beberapa jenis instrumen untuk memperoleh indeks menurut urutan angka yang cocok dengan karakteristik partisipan. Nilai yang berdasarkan angka kemudian dirangkum dan dilaporkan sebagai hasil dari penelitian. Oleh karena itu, hasil yang didapat sangat bergantung pada kualitas pengukuran. Apabila hasilnya lemah atau bias, maka hasilnya tidak akan jauh dari itu. Sebaliknya, pengukuran yang kuat meningkatkan kepercayaan bahwa hasil penelitiannya juga akurat.
Menurut Creswell (1994:116), instrumen digunakan untuk mengumpulkan data. Karena realitas dapat diukur dan keberadaannya terpisah dari peneliti, maka validitas dan reliabilitas akan menjadi sangat penting bagi eksistensi instrumentasi penelitian. Kriteria penting untuk menentukan kualitas pengukuran dilakukan dengan uji validitas dan uji reabilitas adalah sebagai berikut

1.        Uji Validitas
Adalah skala dimana kesimpulan yang dibuat dengan berdasarkan skor menurut angka menjadi sesuai, bermakna, dan berguna. Validitas adalah pendapat mengenai kesesuaian pengukuran untuk kesimpulan atau keputusan khusus yang berasal dari skor yang ada.
Mengutip dari Standards for Educational and Psychlogical Testing dalam James H. McMillan dan Sally Schumacher (2001:239), “validitas merujuk kepada kesesuaian, kebermaknaan, dan kegunaan dari kesimpulan khusus yang dibuat berdasarkan skor test (Standards, 1985:9); “validitas merujuk kepada tingkatan dimana bukti dan teori mendukung interpretasi dari skor test yang didapat dari penggunaan khusus dari test (Standards, 2000:9).
Menurut Messick (1989:13) dalam James H. McMillan dan Sally Schumacher (2001:239) validitas adalah sebuah kesatuan penilaian evaluatif dari tingkatan dimana bukti empiris dan rasio teoritis mendukung kecukupan dan kesesuaian kesimpulan dan aksi berdasarkan pada skor test atau model penilaian lainnya.

2.       Uji Reliabilitas
Pengukuran dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif, pasti menginginkan hasil yang akurat, memiliki tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya, oleh karena itu diperlukan reliabilitas atau keandalan dan konsistensi dari instrumen pengukuran yang dijadikan sebagai alat ukur. Jika sebuah instrumen mempunyai kesalahan yang kecil, maka instrumen tersebut dikatakan reliabel, dan sebaliknya jika instrumen tersebut mempunyai kesalahan yang besar maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel. Setiap instrumen penelitian pasti mempunyai tingkat kesalahan, karena itu skor yang diperoleh dalam uji reliabilitas adalah :
Skor yang diperoleh = skor benar + kesalahan
Reliabilitas tidak sama dengan validitas, artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Kesalahan atau kerusakan instrumen pengukur bukan satu-satunya penyebab kesalahan pengukuran, tabel dibawah ini menjabarkan sumber-sumber kesalahan pengukuran :
No
Kondisi konstruksi dan pengelolaan test
Kondisi yang dihubungkan dengan orang yang melakukan test
Ket
1
Perubahan dalam batasan waktu
Reaksi terhadap item tertentu

2
Perubahan dalam arahan
Kesehatan

3
Prosedur penilaian yang berbeda
Motivasi

4
Sesi penilaian yang terganggu
Suasana hati

5
Ras pengelola test
Kelelahan

6
Waktu ketika test dijalankan
Keberuntungan

7
Item sampel
Fluktuasi ingatan atau perhatian

8
Ambiguitas dalam kata
Sikap dan perilaku

9
Salah memahami arahan
Keterampilan ketika melakukan test

10
Efek panas, cahaya, ventilasi dalam situasi test
Kemampuan untuk memahami petunjuk

11
Perbedaan pengamatan
kegelisahan

Sumber : McMillan & Schumacher (2001:244)
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan dalam interpretasi kefisien reliabilitas :
1)   Semakin heterogen karakteristik kelompok yang diukur, semakin tinggi reliabilitasnya;
2)  Semakin banyak item dalam instrumen, semakin tinggi reliabilitasnya;
3)  Semakin luas jangkauan skor, semakin tinggi reliabilitasnya;
4)  Hasil test dengan tingkat kesulitan menengah akan menghasilkan reliabilitas yang lebih tinggi daripada tingkat kesulitan yang sangat sulit atau yang sangat mudah;
5)   Reliabilitas, sama halnya dengan validitas, ketika dikelompokkan berdasarkan kelompok standar, hanya diperuntukkan untuk subjek yang mempunyai karakteristik yang sama dengan kelompok standar tersebut;
6)  Semakin banyak item yang memisahkan antara subjek yang berprestasi tinggi dan rendah, semakin tinggi reliabilitasnya.
Uji validitas dan reliabilitas membantu peneliti untuk mengetahui kualitas data yang mereka peroleh dari hasil pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sebagai contoh, untuk mengetahui keadaan demografis suatu daerah maka teknik pengumpulan data yang paling cocok adalah questioner atau wawancara. Questioner hanya bertujuan untuk mengetahui informasi berdasarkan kondisi yang sedang terjadi, sedangkan wawancara sifatnya sama dengan questioner hanya saja informasi yang diperoleh lebih bersifat probadi dan mendalam karena adanya interaksi antara pewawancara dan nara sumber. Yang terbaik dari keduanya adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KONTRIBUSI PEMIKIRAN HUKUM NAHDLATUL ULAMA

Lembaga Bahtsul Masail ialah sebuah Lembaga yang berfungsi sebagai forum diskusi antara para ulama serta kaum intelektual guna membahas pe...