Sabtu, 14 Januari 2012

Metode Uswah (1)


Metode ini merupakan metode yang sangat mudah tetapi sekaligus juga merupakan metode yang paling sulit. Mudah karena sangat sederhana, elementer, lazim, tanpa teori, dan bisa dilakukan oleh setiap orang baik pendidik alam seperti orang tua, maupun guru dan para professional. Metode ini juga merupakan metode yang cukup sulit, karena dituntut mempraktekan semua nilai-nilai, prinsip dan keyakinan yang diharapkan dimiliki oleh anak dalam berbagai situasi sepanjang hidupnya. Menceriterakan tentang masalah nilai, menganjurkan orang berbuat baik dan melarang berbuat jahat adalah mudah, tetapi mempraktekan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya sehari-hari jauh lebih sulit.
Rasulullah Saw adalah pendidik besar, dalam tempo singkat beliau berhasil mengubah akhlak umatnya karena beliau menerapkan metode keteladanan (uswah). Rasulullah adalah “uswatun hasanah”, contoh teladan yang baik. Beliau mendidik umatnyalebih banyak dengan memberikan contoh, teladan di dalam seluruh perikehidupan. Seorang pendidik akan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan-nya, apabila dia mencintai pekerjaan, mencintai anak didiknya, mencintai pendidikan. kalau seseorang mencintai sesuatu atu seseorang, dia akan berbuat yang terbaik bagi sesuatu atau seseorang tersebut. Rasulullah Saw sangat mencintai agama Islam, umat Islam, oleh karena itu beliau berbuat yang terbaik bagi agama dan umatnya.  
Berdasarkan hadits-hadits yang ada, dalam kontek pembelajaran, Nabi Muhammad Saw sangat kaya dengan  strategi dalam menyampaikan pesan-pesan pendidikannya, sehingga tujuan pendidikan yang dikehendaki dapat tercapai dengan baik. Beberapa strategi pembelajaran yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw antara lain:
1.  Mendidik dengan Contoh Teladan
Nabi Muhammad Saw merepresentasikan dan mengekspresikan apa yang ingin diajarkan melalui tindakannya, dan kemudian menerjemahkan tindakannya ke dalam kata-kata. Bagaimana memuja Allah Swt, bagaimana bersikap sederhana, bagaimana duduk dalam shalat dan do’a, bagaimana sujud dengan penuh perasaan, bagaimana tunduk, bagaimana menangis kepada Allah Swt di tengah malam, bagaimana makan, bagaimana tertawa, bagaimana berjalan, semuanya itu dilakukan oleh Rasulullah Saw. Seluruh perilaku Rasulullah Saw tersebut  kemudian menjadi acuan bagi para sahabat sekaligus merupakan materi pendidikan yang tidak langsung.
Mendidik dengan contoh (keteladanan) adalah salah satu strategi pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya, hal ini sudah dibuktikan oleh Nabi Muhammad Saw.  Sebagai hasilnya, apapun yang diajarkan dapat diterima dengan segera dari dalam keluarga dan oleh masyarakat pengikutnya, karena ucapannya menembus ke hati mereka.  Segala yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam kehidupannya merupakan cerminan kandungan Al-Qur’an secara utuh, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Ahzab: 21. 
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Beberapa prilaku Nabi Muhammad Saw yang menjadi “uswah hasanah” antara lain:
a.  Kesederhanaan Nabi Muhammad Saw
Nabi Muhammad Saw tidak pernah menganggap dirinya lebih besar dan lebih hebat dibandingkan dengan orang lain, beliau tidak gila hormat, hidup dan berpakaian seperti orang paling miskin, duduk dan makan bersama-sama dengan masyarakat, tidurnya beralaskan tikar yang terbuat dari pelepah daun kurma, sehingga ketika bangun dari tidurnya masih nampak goresan-goresan tikar di pipinya.
Kerendahan hati adalah salah satu sifat teragung Nabi Muhammad Saw. Dia mencapai derajat tertinggi setiap harinya, terus bertambah rendah hati dan tunduk kepada Allah Swt. Satu ketika Nabi Muhammad menggambarkan tentang bagaimana seharusnya seorang beriman hidup di dunia, dalam kata-katanya yang penuh makna, seperti Hadits riwayat Ahmad, Muslim dan Turmuzi dari Abu Hurairah berikut: Dunia itu penjara bagi orang yang beriman dan syurga bagi orang kafir”
Nabi Muhammad Saw tidak pernah tergoda untuk hidup bersenang-senang di dunia ini, ia telah mewakafkan seluruh kehidupannya untuk mengajak orang lain kembali kepada jalan yang benar, keyakinan bahwa dunia bersifat sementara untuk menuju kehidupan yang abadi di akhirat ia wujudkan dalam gaya hidup kesehariannya, sehingga Rasulullah Saw benar-benar telah memberikan ketauladanan dalam kesederhanaan hidup.
b.  Kedermawanan Nabi Muhammad Saw
Rasulullah Saw selama hayatnya dikenal sebagai manusia yang sangat dermawan, suka memberikan apa saja yang dimilikinya, ikut dalam berdagang sampai menjadi Nabi dan mendapatkan banyak harta kekayaan, setelah itu dia dan isterinya membelanjakan hartanya di jalan Allah Swt, sehingga ketika Hadijah istrinya meninggal dunia, tidak ada uang untuk membeli kain kafan. Rasulullah harus meminjam uang untuk biaya pemakaman istrinya.
Rasulullah Saw diutus untuk membimbing manusia menuju kebenaran, karenanya menghabiskan hidup dan hartanya untuk tujuan tersebut. Jika mau, Rasulullah Saw dapat menjadi orang terkaya di Mekkah, tetapi tidak pernah berpikir untuk diri sendiri, yang selalu dipikirkan adalah umatnya. Rampasan perang yang diperolehnya tidak pernah dikuasai untuk kepentingannya, bahkan yang menjadi haknyapun diberikan kepada orang lain.
Rasulullah Saw selalu memberi kepada setiap orang yang meminta kepadanya, tidak pernah mengatakan tidak kepada siapa saja yang membutuhkan pemberiannya, bahkan ketika ada yang meminta sesuatu dan Rasulullah dalam keadaan tidak memiliki apa-apa, memberikan janji untuk memberi permintaan tersebut jika dirinya sudah memiliki.
Rasulullah juga  selalu memberikan keyakinan kepada para sahabat, bahwa sifat dermawan tidak akan menyebabkan diri menjadi miskin, karena sesungguhhnya kekayaan yang paling berharga adalah  kekayaan yang dinafkahkan di jalan Allah, seperti Nabi pernah bersabda kepada Bilal, karena Bilal menyimpan persediaan makanan, dengan dasar takut tidak ada makanan dikemudian hari.
Bersedekahlah hai Bilal, jangan engkau takut dari (Allah) yang mempunyai Arsy menjadi berkekurangan (miskin)”
 Dalam hal kedermawanan, Rasulullah benar-benar telah memberikan suri tauladan yang dapat dipedomani, sehingga ketika beliau menganjurkan orang lain agar mau bersodaqah dan memiliki sifat pemberi, sesungguhnya beliau telah mencontohkan  dalam kehidupannya sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KONTRIBUSI PEMIKIRAN HUKUM NAHDLATUL ULAMA

Lembaga Bahtsul Masail ialah sebuah Lembaga yang berfungsi sebagai forum diskusi antara para ulama serta kaum intelektual guna membahas pe...