Strategi pengembangan
profesionalisme guru secara berkelanjutan sebagaimana pendapat Maister (1997) dapat
dilakukan dengan berbagai strategi, antara lain sebagai berikut:
Pertama, berpartisipasi di dalam pelatihan berbasis kompetensi. Bentuk
pelatihan yang fokusnya adalah keterampilan tertentu yang dibutuhkan oleh guru
untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Pelatihan ini cocok dilaksanakan
pada salah satu bentuk pelatihan pre-service atau in-service. Model pelatihan
ini berbeda dengan pendekatan pelatihan yang konvensional, karena penekanannya
leibh kepada evaluasi performan nyata suatu kompetensi tertentu dari peserta
latihan.
Kedua, berpartisipasi di dalam kursus dan program pelatihan tradisional
(termasuk di dalamnya pendidikan lanjut). Workshop in-service, seminar,
perkuliahan tingkat sarjana/pasca sarjana, konferensi adalah bentuk-bentuk
pilihan pelatiahn yang sudah lama ada dan diakui cukup bernilai. Walaupun
disadari bahwa seringkali bahwa berbagai bentuk kursus/pelatihan tradisional
ini seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan praktis dari pekerjaan guru. Oleh
karena itu, suatu kombinasi antara materi akademis dengan pengalaman lapangan
akan sangat efektif untuk pengembangan kursus/pelatihan trandisional ini.
Sementara itu, sebagai bagian dari pelatihan tradisional, guru juga dapat
mengambangkan profesionalismenya melalui pendidikan lanjut di universitas/LPTK.
Ketiga, membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya.
Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara
berkesinambungan diproduksi oleh individual pengarang, lembaga pendidikan
maupun lembaga-lembaga lain. Jurnal atau bentuk karya ilmiah lainnya tersebut
tersebar dan dapat ditemui diberbagai pusat sumber belajar (perpustakaan,
internet, dan sebagainya). Walaupun artikel dalam jurnal cenderung singkat,
tetapi ia mengarahkan pembacanya kepada konsep-konsep baru dan pandangan untuk
menuju kepada perencanaan dan penelitian baru. Ia juga memiliki kolom berita
yang berkaitan dengan pertemuan, pameran, seminar, program pendidikan, dan
sebagainya yang mungkin menarik bagi guru. Oleh karenanya, dengan membaca dan
memahami banyak jurnal atau makalah ilmiah lainnya dalam bidang pendidikan yang
terkait dengan profesi guru, maka guru dengan sendirinya dapat mengembangkan
profesionalisme dirinya. Selanjutnya dengan meningkatnya pengetahuan seiring
dengan bertambahnya pengalaman, guru mungkin dapat membangun konsep baru,
keterampilan khusus dan alat/media belajar untuk dapat kontribusikan kepada
orang satu profesi atau profesi lain yang memerlukan. Kontribusi tersebut
dimungkinkan dalam bentuk penulisan artikel/makalah karya ilmiah yang sangat
bermanfaat bagi pengembangan profesional guru bersangkutan maupun orang lain.
Keempat, berpartisipasi di dalam kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah.
Konferensi atau pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga
kemutakhiran (up to date) hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru.
Tujuan utama kebanyakan konferensi atau pertemuan ilmiah adalah menyajikan
berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu.
Partisipasi guru minimal pada kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah setiap
tahun akan memberikan kontribusi yang berharga dalam membangun profesionalisme
guru dalam melaksanakan tanggungjweabanya penyampaian makalah utama, kegiatan
diskusi kelompok kecil, ameran ilmiah, informasi pertemuan untuk bertukar pikiran
atau ide-ide baru, dan sebagainya saling berintegrasi untuk memberikan
kesempatan kepada guru untuk memimpin atau menjadi presenter dan bertukar
ide-ide dengan lainnya, sehingga guru akan menjadi lebih aktif di dalam
komunitas ilmiahnya. Selain itu, menghadiri konferensi atau pertemuan ilmiah
juga memberikan kesempatan kepada guru untuk membangunan jaringan kerjasama
dengan orang lain yang seprofesi atau tidak untuk saling bertukar permasalahan
dan mencapai keberhasilan.
Sementara itu
menurut Supariadi (1998:22-24) menjelaskan bahwa upaya pengembangan guru dapat
dilakukan melalui perkuliahan umum atau presentasi ilmiah. Biasanya perguuan
tinggi lokal atau organisasi profesi sering mengadakan perkuliahan atau
presentasi ilmiah yang dibawakan oleh tenaga ahli yang terbuka bagi umum.
Kebanyak dari mereka berhubungan degnan berbagai isu termasuk pendidikan. Dalam
rangkaian perkuliahan umum berbagai inovasi baru dalam pendidikan biasanya
dipresentasikan. Pada kesemaptan tersebut guru akan belajar berbagai keterampilan
baru atau teknik-teknik/metodologi mutakhir dalma proses penddikan yang
tentunya sangat diperlukan untuk mengembangkan profesinya.
Pengembangan
juga dapat dilakukan melalui penelitian (khususnya penelitian tindakan kelas).
Penelitian tindakan kelas yang merupakan studi sistematik yang dilakukan guru
melalui kerjasama atau tidak denganahli pendidikan dalam rangka merefleksikan
dan sekaligur meningkatkan praktik pembelajaran secara terus menerus juga
merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai
kajian yang bersifat reflektif oleh guru yang dilakukan untukmeningkatkan
kemantapan rasional, memperdalam tugasnya, dan memperbaiki kondisi di mana
praktik pembelajarna berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan.
Dalam hal ini, guru diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional
secara mandiri dengan penuh percaya diri. Jika proses ini berlangsung secara
terus menerus, maka akan berdampak kepada peningkatan profesionalisme guru.
Secara lebih rinci bagaimana penelitian tindakan kelas ini dilakukan akan
dijelaskan secara aplikatif dalam modul penelitian tindakan kelas pada
masing-masing bidang studi.
Pengembangan
guru bisa juga dilakukan melalui kegiatan Magang. Bentu pre-service atau
in-service bagi guru junior untuk secara gradual menjadi guru yang profesional
melalui proses magang di kelas tertentu dengan bimbingan gur bidang studi
tertentu. Berbeda dengan pendekatan training yang konvensional, fokus pelatihan
magang ini adalah kombinasi antara materi akademis dengan suatu pengalaman
lapangan di bawah supervisi guru yang senior dan pengalaman (guru yang lebih
profesional).
Menggunakan
sumber-sumber media pemberitaan. Pemilihan yang hati-hati program radio dan TV,
dan sering membaca surat kabar juga akan meningkatkan pengetahuan guru mengenai
pengambangna mutakhir dari proses pendidikan. Berbagai bentuk media tersebut
seringkali memuat artikel-artikel maupun program-program yang berkaitan dengan
berbagai isu atau penemuan terkini mengenai pendidikan yang disampaikan dan
dibahas secara mendalam oleh para selektif yang terkait dengan bidang yang
ditekuni guru akan dapat membantu proses peningkatan profesionalisme guru.
Berpartisipasi
di dalam organisasi/komunitas profesional. Ikut serta menjadi anggota organisasi/komunitas
profesional juga akan meningkatkan profesionalisme untuk selalu mengembangkan
dan memelihara profesionalismenya dengna membangun hubungan yang erat degan
masayrakat (swasta, industri, dan sebagainya). Dalam hal ini yang terpenting
adalah guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi proesional yang dapat
memberi manfaat untuk bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga. Pilih secara bijak organisasi yang dapat
memberikan kesempatan bagi guru antara lain untuk: (1) secara aktif
berpartisipasi di dalam kegiatan yang menantang dan menarik (misalnya melakukan
penelitian, membuat laporan penelitian, penulisan/penerbitan karya ilmiah, dan
sebagainya), (2) membangun hubungan dengan masyarakat secara baik (misalnya
membangun partipasi masyarakat untuk efektivitas proses pembelajaran,
menyediakan forum-forum untuk menyatukan berbagai pandangan tentang anak didik
dan pembinaannya), (3) memiliki kemampuan dan pengalaman dalam rangka
pengembangan pendidikan (misalnya pengembangan kurikulum, penyediaan
konsulatasi untuk melakukan inobasi, dan sebagainya). ***
Wallahu'alam
Izin jadikan refrensi blog BK saya yah, nantinya akan saya sertakan sumber. Bisa cek blog bk saya di BIMBINGAN KONSELING AREA
BalasHapus