Menurut pendekatan etimologi,
perkataan "akhlak" berasal dari bahasa Arab jama' dari bentuk
mufradnya "Khuluqun" yang
menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan "khalkun" yang berarti
kejadian, serta erat hubungan "Khaliq".
Sedangkan menurut pendekatan secara terminologi, berikut ini beberapa pakar
mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut:
1. Ibn Miskawaih
Bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan
pikiran lebih dahulu.
2. Imam Al-Ghazali
Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa
yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu
kepada pikiran dan pertimbanagan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan
yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara', maka ia disebut akhlak
yang baik. Dan jika lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut
disebut akhlak yang buruk.
3. Ahmad Amin
Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut
akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan
sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak.[1]:
Menurutnya kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah
imbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah
melakukannya, Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan,
dan gabungan dari kekuatan itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar. Kekuatan
besar inilah yang bernama akhlak.
Dengan demikian, tampak bahwa
seluruh definisi akhlak sebagaimana tersebut di atas tidak ada yang saling
bertentangan, melainkan saling melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam
jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi kebiasaan.
Jika dikaitkan dengan kata
Islami, maka akan berbentuk akhlak Islami, secara sederhana akhlak Islami
diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang
bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang kata akhlak dalam menempati
posisi sifat. Dengan demikian, akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan
dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebernya berdasarkan pada ajaran
Islam.
Dari definisi di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa dalam menjabarkan akhlak universal diperlukan bantuan
pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika
dan moral. Menghormati kedua
orang tua misalnya adalah akhlak yang bersifat mutlak dan universal. Sedangkan
bagaimana bentuk dan cara menghormati oarng tua itu dapat dimanifestasikan oleh
hasil pemikiran manusia. Jadi, akhlak Islam bersifat mengarahkan, membimbing,
mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati penyakit jiwa dan mental,
serta tujuan berakhlak adalah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar