Manajemen
merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik itu tujuan
perusahaan, pegawai atau pegawai maupun masyarakat. Meskipun demikian secara
umum manajemen meliputi berbagai bidang yang sangat luas, antara lain manajemen
sumber daya manusia, manajemen produksi, manajemen operasional, dan sebagainya.
Manajemen
sumber daya manusia sebagai salah satu bidang manajemen lebih terfokus pada
kajian tentang masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja, di
mana manajemen sumber daya manusia hanya mempelajari hubungan dan peranan
manusia dalam suatu organisasi.
Manajamen
kinerja (performance management)
merupa-kan tahapan awal dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM)
organisasi. Perbaikan kinerja baik individu maupun kelompok menjadi pusat
perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Sebab kinerja merupakan
bagian penting dalam suatu perencanaan awal manajemen organisasi. Kinerja ini
difokuskan pada misi dan tujuan awal yang ingin dicapai oleh suatu organisasi.
Misi organisasi merupakan alasan utama mengapa organisasi tersebut didirikan.
Sementara tujuan organisasi merupakan penyataan general tentang ambisi atau
kemuan yang ingin dicapai.
Pada
saat ini manajemen kinerja menjadi masalah yang sangat menonjol bagi kebanyakan
organisasi. Pusat perhatian dalam manajemen kinerja organisasi adalah bagaimana
kinerja individu maupun kelompok dalam suatu organisasi dapat meningkat.
Dilihat dari pentingnya fungsi manajemen kinerja, maka dalam buku ini akan
dibahas menajemen kinerja dan upaya-upaya meningkatkan kinerja organisasi.
Manajemen kinerja selalu berhubungan
dengan sumber daya manusia. Dewasa ini manajemen sumber daya manusia telah
menjadi pusat perhatian dari berbagai pihak, baik yang berasal dari sektor
swasta maupun sektor publik. Semua pihak mulai menyadari bahwa tanpa manajemen
sumber daya manusia, maka sumber daya lainnya seperti mesin, material, modal
dan sebagainya tidak akan berarti bagi kemajuan organisasi, sehingga tidak
heran jika akhir-akhir ini organisasi mulai berusaha membenahi diri melalui
manajemen sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas SDM-nya dengan seminar,
pelatihan, lokakarya dan sejenisnya untuk mengkaji pengelolaan sumber daya
manusia melalui manajemen yang baik. Besarnya
investasi yang dilakukan di sektor sumber daya manusia tidak akan membawa hasil
bagi pertumbuhan ekonomi tanpa disertai peningkatan kualitas SDM yang
dibutuhkan dan sarana serta prasarana penunjang.
Manajemen sumber
daya manusia ini dapat disoroti dari berbagai perspekif. Siagian (1994:2)
mengemukakan enam perspektif atau pendekatan dalam menjelaskan tentang
relevansi dan pentingnya manajemen sumber daya manusia. Keenam perspektif
tersebut adalah:
Perspektif
Politik;
Dalam perspektif ini relevansi dan pentingnya manajemen sumber daya manusia
bertitik tolak dari keyakinan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya
terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, mulai dari level makro (negara)
atau bahkan internasional hingga level mikro. Artinya tanpa manajemen sumber
daya manusia yang handal, maka pengolahan dan pemanfaatan sumber-sumber lainnya
akan menjadi tidak efektif, efisien dan produktif, sehingga tidak mengherankan
jika cita-cita, tujuan dan program organisasi yang telah dirumuskan dengan baik
hanya akan menjadi impian yang tak pernah terwujud.
Perspektif
Ekonomi; Dari
sudut perspektif ekonomi, orang sering beranggapan bahwa pemahaman manajemen
sumber daya manusia tidak lain karena untuk kepentingan ekonomi semata. Artinya
manajemen sumber daya manusia lebih erat kaitannya dengan ekonomi, di mana
manusia sering dipandang sebagai salah satu faktor produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa oleh satuan-satuan ekonomi.
Perspektif
Hukum; Dalam
perspektif hukum, manajemen sumber daya manusia lebih dilihat dari sudut
keseimbangan antara hak dan kewajiban dari organisasi dan anggota-anggotanya
(pegawai). Dalam hal ini dituntut adanya kejelasan antara hak dan kewajiban
dari masing-masing pihak dalam organisasi. Apa yang menjadi hak pegawai akan
menjadi kewajiban dari organisasi, begitupun sebaliknya.
Pegawai berhak mendapatkan pekerjaan yang
sesuai dengan bakat, kemampuan, keahlian, pendidikan, pengalam-an,
gaji yang pantas, promosi, merupakan rangkaian hak-hak anggota, yang berarti
menjadi kewajiban organisasi yang harus dipenuhi. Sedangkan organisasi berhak
memperoleh kesetiaan, dedikasi, kehadiran yang konstan di tempat kerja,
efisiensi kerja, efektivitas dan produktivitas kerja dari seluruh pegawai.
Semuanya itu bisa menjadi jelas dan bisa diwujudkan melalui suatu sistem
manajemen yang tepat.
Perspektif
Sosio-Kultural; Terdapat dua alasan utama yang mendasari perspektif
ini, yaitu: Pertama, manusia yang mempunyai
harkat dan martabat tentunya menginginkan kehidupan yang lebih baik. Hal ini
hanya bisa diwujudkan jika orang mempunyai pekerjaan tertentu, sehingga dia
bisa berkarya untuk meningkatkan harkat dan martabatnya, karena saat ini orang
bekerja tidak lagi semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga
menghendaki diwujudkannya kebutuhan sosio-psikologis.
Kedua, pemenuhan
kebutuhan sosio-psikologis terikat pada norma-norma sosial yang berlaku di
dalam masyarakat di mana orang itu berada. Nilai-nilai itulah yang akan
menentukan baik buruknya, wajar tidaknya, sekaligus menjadi barometer penilaian
bagi seseorang. Sehingga untuk menyesuaikan unsur-unsur yang ada dalam
organisasi dengan nilai-nilai di masyarakat dibutuhkan penanganan secara baik
dan benar melalui manajemen sumber daya manusia.
Perspektif
Administrasi; Dilihat dari perspektif adminis-trasi,
manusia tanpa organisasi dan bantuan orang lain akan sulit untuk mewujudkan
impian dan cita-citanya, sehingga mendorong manusia untuk senantiasa bekerja
sama atau berorganisasi. Hal ini menunjukkan bahwa maju mundurnya suatu
organisasi tergantung pada kemampuan organisasi itu untuk mengatur dan
memanfaatkan sumber daya yang ada, termasuk sumber daya manusianya, dengan
lebih efisien, efektif dan produktif. Di sinilah letak relevansi dan pentingnya
manajemen sumber daya manusia.
Perspektif
Teknologi; Pentingnya
manajemen sumber daya manusia juga tidak terlepas dari berbagai perkembangan
dan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, baik yang bersifat
positif maupun negatif. Dengan demikian manusia diharapkan dapat menyesuaikan
diri dengan perkembangan tersebut. Untuk itu manusia perlu berbekal kemampuan,
kecakapan dan keterampilan yang sesuai, sehingga organisasi dituntut untuk
dapat memanfaatkan berbagai kemajuan tersebut.
Tujuan utama dari manajemen sumber daya
manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia atau pegawai
terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi, karena
semua kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah sangat
tergantung pada manusia yang mengelola organisasi tersebut.
Dengan adanya manajamen sumber daya manusia yang baik dalam mengelola unsur
manusia dengan segala potensi-nya, maka akan
diperoleh sumber daya manusia yang puas (statisfied)
dan memuaskan (statisfactory) bagi
organisasi. Dengan demikian lingkup manajemen sumber daya manusia meliputi
semua aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam organisasi,
seperti dikatakan oleh Bernandin & Rusell (1993:13) bahwa aktivitas-aktivitas
yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia secara umum mencakup:
Rancangan organisasi, staffing;
sistem reward, tunjangan-tunjangan
dan pematuhan
atau compliance, manajemen performansi,
pengembangan pekerja dan organisasi, komunikasi dan hubungan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar