Teknik adalah suatu metode atau cara
melakukan hal-hal tertentu. Suatu teknik yang baik adalah terampil dan cepat
menurut (Hariwung, 1989). Seorang supervisor harus memilih teknik-teknik khusus
yang serasi. Teknik sebagai suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu.
Suatu teknik yang baik adalah terampil dan cepat; teknik dipakai menyelesaikan tugas
yang dikerjakan sesuai rencana, spesifikasi atau tujuan yang dikaitkan dengan
teknik yang bersangkutan. Suatu teknik mungkin sederhana, misalnya menggunakan
"mesin mimeograf" untuk menggandakan pengumuman atau laporan yang
dikirimkan kepada guru-guru; atau teknik dapat lebih rumit, misalnya membantu
mengevaluasi pekerjaan mereka. Jadi teknik supervisi
adalah cara-cara khusus yang digunakan untuk menyelesaikan tugas supervisi dalam mencapai
tujuan tertentu.
Teknik supervisi adalah atat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan
supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Menurut Sahertian (2008:52)
teknik supervisi dapat dibagi atas dua bentuk yaitu: 1) teknik yang bersifat indivdual
dan 2) teknik yang bersifat kelompok. Teknik Individual adalah teknik yang dilaksanaan oleh
seorang guru oleh dirinya sendiri, sedangkan kelompok adalah dilakukan oleh beberapa orang atau bersama.
Sebagaimana dikemukakan Sahertian (2008:52) sebagai berikut:
Teknik individual terdiri atas: kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, inter visitasi, penyeleksi
berbagai sumber materi untuk belajar, dan menilai diri sendiri, sedangkan teknik kelompok terdiri atas: pertemuan
orientasi bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, tukar menukar
pengalaman, lokakarya, diskusi panel, seminar, simposium, demontrasi mengajar,
perpustakaan jabatan, buletin supervisi, membaca langsung, organisasi profesi,
perjalanan sekolah.
Supervisor hendaknya dapat memilih
teknik supervisi yang tepat, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut
Pidarta (1992:87) teknik supervisi meliputi:
1.
Teknik supervisi
yang berhubungan dengan kelas; yaitu: a) teknik supervisi observasi kelas, dan
b) teknik supervisi kunjungan kelas.
Tujuan dari observasi kelas ialah ingin memperoleh
data tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam proses belajar mengajar.
Melalui data tersebut, supervisor dapat melakukan pembinaan terhadap guru
yang diobservasi. Pada teknik kunjungan kelas dalam supervisi, supervisor
mengadakan observasi dalam satu pertemuan yang terdiri dari satu sampai tiga
jam. Waktu observasi tersebut berguna untuk mengamati secara lengkap segala
sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
Tujuan yang diinginkan oleh teknik kunjungan kelas
adalah: (1) membantu guru yang belum berpengalaman, (2) membantu guru yang
telah berpengalaman tentang kekeliruan yang dia lakukan, (3) membantu guru
pindahan yang belum jelas tentang situasi dan kondisi kelas yang dikerjakan,
(4) membantu melaksanakan proyek pendidikan, (5) mengamati perilaku guru
pengganti, (6) mendengarkan nara sumber mengajar, (7) mengamati tim pengajar
melaksanakan tugasnya pada siswa dalam kelompok kecil/kelompok besar, (8)
mengamati cara mengajar bidang studi yang istimewa, (9) membantu menilai
pemakaian media pendidikan (Pidarta, 1992).
2.
Teknik supervisi
klinis;
Supervisi klinis adalah
bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui
siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang
intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bentujuan
mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Supervisi klinis adalah proses
membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku rnengajar yang
nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.
Supervisi berdasarkan pengalaman di lapangan dalam
menangani obyek-obyek yang beragam kemudian dianalisis terlebih dahulu sebelum
menentukan pendekatan dan metode yang akan dipakai agar pekerjaan itu berhasil.
Pengamatan yang dilakukan oleh supervisor harus mendalam dan holistik untuk
menemukan karakteristik yang disupervisi.
3. Teknik
Supervisi Individual yaitu: a) teknik supervisi perkembangan, b) teknik
supervisi direncanakan bersama, c) teknik supervisi sebaya, d) teknik supervisi
memanfaatkan siswa, e) teknik supervisi dengan alat-alat elektronik dan f)
teknik supervisi dengan pertemuan informal.
Supervisi yang direncanakan bersama adalah supervisi
yang telah direncanakan bersama oleh supervisor dan guru-guru yang
dibimbingnya. Dalam perencanaan itu sudah ditentukan dan dibahas tentang: (1)
bidang studi apa/pokok bahasan apa yang akan dikerjakan; (2) apa yang akan
dituju oleh bidang studi/pokok bahasan tersebut; (3) konsep-konsep yang
berhubungan dengan cara-cara mencapai tujuan; (4) kapan rencana itu akan
dilaksanakan; (5) siapa saja yang akan dilibatkan dalam proses tersebut; (6)
bagaimana prosedur supervisi yang akan dilaksanakan.
Dalam negara yang sudah maju, supervisi dapat dilakukan dengan menggunakan
alat elektronika yang dipasang dalam kelas. Bila supervisor ingin mengobservasi kelas,
supervisor tinggal mengaktifkan alat yang terpasang di setiap kelas.Teknik
mengunjungi sekolah lain dilakukan ke sekolah yang sudah maju. Sekolah yang sudah
maju biasanya menjadi kebanggaan pengelola sekolah di tempat itu. Mereka
menceritakan kemajuan itu kepada guru sekolah lain atau mereka mengadakan
kunjungan ke sekolah yang lebih maju. Bila kunjungan dilakukan seperti itu maka
supervisi dengan mengunjungi sekolah lain sudah dijalankan. Supervisor dapat
memanfaatkan pertemuan-pertemuan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi
guru-guru yang dibinanya. Pertemuan-pertemuan pendidikan berupa: diskusi panel,
simposium, diskusi formal, dan sebagainya. Supervisor bekerjasama dengan kepala
sekolah dengan mengirim beberapa guru untuk mengikuti pertemuan itu. Dalam hal ini tugas guru yang dikirim adalah:
(1) menyiapkan diri tentang hal yang akan dibahas dalam pertemuan, (2) menjadi
peserta yang baik dan bertanggung jawab dalam pertemuan, (3) membuat ringkasan
hasil pertemuan, (4) melaporkan hasil pertemuan kepada supervisor, (5)
melaksanakan hasil pertemuan itu di sekolah.
Pertemuan informal adalah pertemuan-pertemuan yang tidak direncanakan waktu
dan tempatnya. Pertemuan bisa terjadi sewaktu-waktu dan di mana saja bila
diperlukan. Dalam pertemuan informal guru lebih melakukan ekspresi dibandingkan
dengan pertemuan formal. Sedangkan rapat perlu dibedakan dengan pertemuan
formal, ialah karena dalam rapat semua guru ikut terlibat, sedangkan dalam
pertemuan formal belum tentu semua guru terlibat. Biasanya rapat guru diadakan
secara berkala (misal 3 bulan sekali) atau menurut kebutuhan.
Tugas supervisor adalah mengarahkan dan membimbing para guru dalam proses
belajar mengajar (Pidarta, 1992). Dengan adanya pengarahan dan pembimbingan
dari supervisor, seorang guru diharapkan dapat: (1) membuat perencanaan
mengajar, (2) melaksanakan pembelajaran, (3) menilai proses dan hasil belajar
siswa, (4) mempunyai sikap dan sifat yang baik; ini ditandai dengan: adil, percaya
dan suka kepada siswa, sabar dan rela berkorban, memiliki wibawa terhadap
siswa, penggembira, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, bersikap baik
dengan masyarakat, benar-benar menguasai mata pelajaran, suka kepada mata
pelajaran yang diberikannya, dan berpengetahuan luas (Purwanto, 2003) (5)
mempunyai peran yang baik, yang bisa dilihat dari penceramah, nara sumber, fasilitator,
konselor, pemimpin kelompok, tutor, manajer, kepala laboratorium, perancang
program, dan manipulator yang dapat mengubah situasi belajar Oliva (dalam
Sahertian, 1994).
Agar supervisi yang dilakukan supervisor mencapai hasil yang baik,
hendaknya supervisor: (1) bersikap bersahabat, (2) mendengarkan pembicaraan dan
hati-hati, (3) berusaha meningkatkan partisipasi, (4) ikut menyumbang teknik
menganalisis permasalahan dan mencari sebab-sebabnya, (5) memberi saran-saran,
(6) mencatat rencana dan saran-saran, (7) berusaha agar sebab-sebab
permasalahan diketemukan secara jelas, (8) buat ringkasan tentang ide-ide,
kesimpulan, dan keputusan, dan (9) membuat penilaian tentang pertemuan itu
(Pidarta, 1992).
Sesuai dengan pembahasan masalah supervisi dalam penelitian ini, maka
aspek-aspek yang perlu disupervisi meliputi:
a.
Kurikulum: dalam kaitannya
dengan kurikulum, maka hal-hal yang perlu disupervisi adalah: 1) pemahaman guru
terhadap kurikulum, 2) penjabaran guru terhadap teknik penilaian, 3) penjabaran
dan penyesuaian kurikulum.
b.
Kegiatan belajar mengajar
yang meliputi: 1) rencana pekan efektif, 2) penyusunan program tahunan oleh
guru, 3) penyusunan program catur wulan oleh guru, 4) membuat satuan pelajaran,
5) membuat rencana pengajaran, 6) membuat analisis materi pelajaran, 7)
analisis ulangan harian,8) pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan, 9)
program kokurikuler, 10) program bimbingan dan konseling, dan 11) jurnal
kegiatan belajar mengajar.
Supervisor pada lembaga pendidikan dalam mengarahkan dan membimbing guru
agar mencapai hasil yang baik, supervisor harus membuat angket penilaian
sebagai alat bantu pada saat supervisor mengadakan supervisi. Angket-angket
yang harus dibuat antara lain: (1) lembar monitoring penerimaan dan orientasi
siswa baru, (2) pengendali jadwal pelajaran, (3) pemantauan pelaksanaan ulangan
umum, (4) pemantauan ujian akhir, (5) lembar supervisi administrasi sekolah,
(6) lembar supervisi administrasi kelas; (7) lembar observasi kelas.
Saat ini ada kemungkinan supervisi
untuk masa yang akan datang. Di antara kemungkinan itu adalah meninjau
supervisi dari sudut guru, dari sudut politik Negara dan dari segi kondisi
Negara maupun daerah yang masing-masing dapat dilaksanakan sesuai dengan
perkembangan yang berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar