Senin, 03 Oktober 2011

Pendekatan CTL pada Matematika


A. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi sekolah pada umumnya adalah rendahnya mutu pendidikan. Usaha peningkatan kualitas pendidikan terus dilaksanakan secara sistematis. Pembaharuan pendidikan tersebut merupakan upaya sadar yang sengaja dilakukan dengan tujuan memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Upaya peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah dengan menciptakan kurikulum yang lebih memberdayakan peserta didik pada semua jenjang pendidikan.
Selain itu, mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh pendekatan-pendekatan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Ketepatan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, selain itu akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Siswa akan mudah menerima materi yang diberikan guru apabila pendekatan pembelajaran yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajarannya dan dipahami oleh mereka.
Permasalahan yang dihadapi siswa pada umumnya adalah kemandirian dalam belajar yang dirasakan masih lambat. Hal ini antara lain dapat dilihat dari perilaku siswa di kelas yang sering ramai dan tidak merespon materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, motivasi siswa juga masih sangat rendah dalam mempelajari suatu materi, hal ini antara lain dapat dilihat dari keinginan siswa dalam mengikuti pelajaran yang masih sangat rendah. Menghadapi kendala yang demikian, maka seorang guru harus memotivasi secara terus menerus ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat salah satunya dari proses pembelajaran yang berlangsung pada sekolah tersebut, baik metode maupun pendekatan yang digunakan. Proses pembelajaran di Sekolah Dasar belum sepenuhnya optimal. Hal ini tampak pada proses pembelajaran yang sebagian besar masih berpusat pada guru. Demikian pula masih banyak siswa yang ramai pada saat pembelajaran berlangsung sehingga konsentrasi siswa tidak fokus, keberadaan guru kurang mendapat perhatian siswa, metode maupun pendekatan yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga siswa kurang diarahkan dan berinteraksi dengan obyek dan lingkungan dunia nyata siswa.
Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah, seringkali berbeda antara satu bidang studi dengan bidang studi lainnya. Beberapa bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa adalah matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada umumnya pembelajaran matematika yang berlangsung di sekolah dasar masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang konvensional antara lain pendekatan ekspositori. Pendekatan ekspositori adalah pendekatan pembelajaran di mana pusat pengajaran berada di tangan guru. Dalam hal ini guru lebih aktif memberikan informasi dalam menerangkan suatu konsep. Hal ini akan menimbulkan siswa menjadi pasif dan kurang respons dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru tidak hanya menyampaikan konsep dan teori saja tetapi juga menekankan pada bagaimana caranya agar siswa dapat memperoleh dan memahami konsep serta teori yang disampaikan oleh guru tersebut. Agar dapat memperoleh konsep dan teori maka siswa perlu dilatih untuk mengamati, mengelompokkan, menaksirkan, meneliti, dan kemudian mengkomunikasikan. Guru harus dapat menggunakan pendekatan yang tepat agar siswa mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan, salah satunya adalah pendekatan kontekstual.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna dan dipahami secara lebih mendalam oleh para siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Pada konteks kelas, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru dalam mengelola kelas lebih banyak sebagai pekerja yang berbuat inovatif untuk menemukan suatu yang baru bagi kelas (siswa).
Selain pendekatan pembelajaran yang tepat, proses belajar mengajar akan berjalan dengan efektif bila menggunakan media atau alat bantu pengajaran. Media yang digunakan dalam antara lain berupa LKS (Lembar Kerja Siswa). Dengan menggunakan LKS, siswa dapat belajar lebih mandiri sesuai petunjuk-petunjuk yang ada.  Untuk mengatasi agar hasil belajar siswa atau prestasi siswa tidak seperti hasil belajar sebelumnya yang masih belum memenuhi harapan, maka diperlukan upaya dari guru untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam materi tersebut sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat sesuai dengan harapan.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik, lebih memberdayakan siswa dan tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi lebih mendorong siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, pengetahuan awal yang mereka miliki, pengalaman, dan lingkungan siswa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas IV SD Yapis Kaimana, siswa di kelas belum sepenuhnya mengikuti kegiatan belajar mengajar secara efektif. Keterlibatan siswa dalam mengikuti jalannya kegiatan belajar mengajar terutama dalam bidang studi matematika belum optimal. Hal ini antara lain dilihat dari hasil ulangan harian siswa pada mata pelajaran tersebut yang masih rendah. Diharapkan setelah menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Learning and Teaching (CTL), keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar akan lebih meningkat dan suasana kelas dalam pembelajaran meningkat akan semakin kondusif. Pendekatan CTL juga diharapakan akan meningkatkan prestasi siswa kelas IV dalam bidang studi Matematika, khususnya untuk materi Bangun Datar.
Upaya meningkatkan keberhasilan dalam bidang studi Matematika, khususnya pemahaman siswa tentang bangun datar, adalah dengan cara siswa memperoleh konsep dan teori tersebut maka harus dilakukan pembelajaran aktif yaitu dengan mengamati, mengelompokan, menafsirkan, meneliti dan mengkomunikasikan materi yang sedang dipelajari.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mempelajari materi “Bangun Datar” adalah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Dalam pendekatan CTL, guru berperan sebagai motivator dan fasilisator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik sehigga proses belajar bukan merupakan transfer pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan sesuatu yang dipelajarinya sehingga siswa akan merasa lebih memahami sesuatu yang dipelajarinya tersebut dan siswa mampu berpikir kritis.
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan yang dituangkan dalam makalah dengan judul Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Yapis Kaimana dalam Pembelajaran Bangun Datar melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning.

B.      Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang timbul sebagai berikut:
1.             Prestasi belajar siswa Kelas IV SD Yapis Kaimana khususnya pada mata pelajara Matematika belum optimal, hal ini dimungkinkan berhubungan dengan adanya pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2.             Pendekatan pembelajaran yang digunakan saat ini masih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
3.             Media atau alat bantu pembelajaran yang sifatnya mengaktifkan siswa masih kurang memadai.

C.      Pembatasan Masalah
Agar masalah yang akan diteliti dapat dikaji secara mendalam dan tidak berkembang lebih lanjut maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pada obyek penelitian yakni siswa Kelas IV SD Yapis Kaimana dan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Sedangkan subyek penelitian dibatasi pada proses pembelajaran yang difokuskan pada keterlibatan dan suasana Kelas IV SD Yapis Kaimana dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi bangun datar. Sementara itu, prestasi siswa kelas IV SD Yapis Kaimana yaitu pada Tahun pelajaran 2009/2010 yaitu prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KONTRIBUSI PEMIKIRAN HUKUM NAHDLATUL ULAMA

Lembaga Bahtsul Masail ialah sebuah Lembaga yang berfungsi sebagai forum diskusi antara para ulama serta kaum intelektual guna membahas pe...