A.
Latar Belakang Masalah
Salah satu
permasalahan pendidikan yang dihadapi sekolah pada umumnya adalah rendahnya
mutu pendidikan. Usaha peningkatan kualitas pendidikan terus dilaksanakan
secara sistematis. Pembaharuan pendidikan tersebut merupakan upaya sadar yang
sengaja dilakukan dengan tujuan memperbaiki praktek pendidikan dengan
sungguh-sungguh. Upaya peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah dengan menciptakan
kurikulum yang lebih memberdayakan peserta didik pada semua jenjang pendidikan.
Selain itu,
mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh pendekatan-pendekatan yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Ketepatan dalam menggunakan
pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan
motivasi dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, selain itu
akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Siswa akan mudah menerima materi
yang diberikan guru apabila pendekatan pembelajaran yang digunakan tepat dan
sesuai dengan tujuan pembelajarannya dan dipahami oleh mereka.
Permasalahan
yang dihadapi siswa pada umumnya adalah kemandirian dalam belajar yang dirasakan
masih lambat. Hal ini antara lain dapat dilihat dari perilaku siswa di kelas
yang sering ramai dan tidak merespon materi yang disampaikan oleh guru. Selain
itu, motivasi siswa juga masih sangat rendah dalam mempelajari suatu materi, hal
ini antara lain dapat dilihat dari keinginan siswa dalam mengikuti pelajaran yang
masih sangat rendah. Menghadapi kendala yang demikian, maka seorang guru harus
memotivasi secara terus menerus ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Peningkatan
mutu pendidikan dapat dilihat salah satunya dari proses pembelajaran yang
berlangsung pada sekolah tersebut, baik metode maupun pendekatan yang
digunakan. Proses pembelajaran di Sekolah Dasar belum sepenuhnya optimal. Hal
ini tampak pada proses pembelajaran yang sebagian besar masih berpusat pada
guru. Demikian pula masih banyak siswa yang ramai pada saat pembelajaran
berlangsung sehingga konsentrasi siswa tidak fokus, keberadaan guru kurang
mendapat perhatian siswa, metode maupun pendekatan yang digunakan guru kurang
bervariasi, sehingga siswa kurang diarahkan dan berinteraksi dengan obyek dan
lingkungan dunia nyata siswa.
Motivasi
siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah, seringkali berbeda antara satu
bidang studi dengan bidang studi lainnya. Beberapa bidang studi yang dianggap
sulit oleh siswa adalah matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada umumnya
pembelajaran matematika yang berlangsung di sekolah dasar masih menggunakan
pendekatan pembelajaran yang konvensional antara lain pendekatan ekspositori.
Pendekatan ekspositori adalah pendekatan pembelajaran di mana pusat pengajaran
berada di tangan guru. Dalam hal ini guru lebih aktif memberikan informasi
dalam menerangkan suatu konsep. Hal ini akan menimbulkan siswa menjadi pasif dan
kurang respons dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan
belajar mengajar sebaiknya guru tidak hanya menyampaikan konsep dan teori saja
tetapi juga menekankan pada bagaimana caranya agar siswa dapat memperoleh dan
memahami konsep serta teori yang disampaikan oleh guru tersebut. Agar dapat
memperoleh konsep dan teori maka siswa perlu dilatih untuk mengamati,
mengelompokkan, menaksirkan, meneliti, dan kemudian mengkomunikasikan. Guru
harus dapat menggunakan pendekatan yang tepat agar siswa mendapatkan prestasi
belajar yang memuaskan, salah satunya adalah pendekatan kontekstual.
Pendekatan
kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu,
hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna dan dipahami secara lebih mendalam
oleh para siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan
siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke
siswa.
Pada
konteks kelas, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi
daripada memberi informasi. Tugas guru dalam mengelola kelas lebih banyak sebagai
pekerja yang berbuat inovatif untuk menemukan suatu yang baru bagi kelas
(siswa).
Selain
pendekatan pembelajaran yang tepat, proses belajar mengajar akan berjalan
dengan efektif bila menggunakan media atau alat bantu pengajaran. Media yang
digunakan dalam antara lain berupa LKS (Lembar Kerja Siswa). Dengan menggunakan
LKS, siswa dapat belajar lebih mandiri sesuai petunjuk-petunjuk yang ada. Untuk mengatasi agar
hasil belajar siswa atau prestasi siswa tidak seperti hasil belajar sebelumnya
yang masih belum memenuhi harapan, maka diperlukan upaya dari guru untuk
meningkatkan minat belajar siswa dalam materi tersebut sehingga aktivitas dan
hasil belajar siswa akan meningkat sesuai dengan harapan.
Pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari siswa yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik, lebih
memberdayakan siswa dan tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi
lebih mendorong siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui interaksi
dengan objek, pengetahuan awal yang mereka miliki, pengalaman, dan lingkungan
siswa.
Berdasarkan
observasi yang dilakukan di kelas IV SD Yapis Kaimana, siswa di kelas belum
sepenuhnya mengikuti kegiatan belajar mengajar secara efektif. Keterlibatan
siswa dalam mengikuti jalannya kegiatan belajar mengajar terutama dalam bidang
studi matematika belum optimal. Hal ini antara lain dilihat dari hasil ulangan
harian siswa pada mata pelajaran tersebut yang masih rendah. Diharapkan setelah
menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual
Learning and Teaching (CTL), keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar akan lebih meningkat dan suasana kelas dalam pembelajaran
meningkat akan semakin kondusif. Pendekatan CTL juga diharapakan akan
meningkatkan prestasi siswa kelas IV dalam bidang studi Matematika, khususnya
untuk materi Bangun Datar.
Upaya
meningkatkan keberhasilan dalam bidang studi Matematika, khususnya pemahaman
siswa tentang bangun datar, adalah dengan cara siswa memperoleh konsep dan
teori tersebut maka harus dilakukan pembelajaran aktif yaitu dengan mengamati,
mengelompokan, menafsirkan, meneliti dan mengkomunikasikan materi yang sedang
dipelajari.
Salah satu upaya yang
dapat dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mempelajari materi
“Bangun Datar” adalah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Dalam pendekatan CTL, guru
berperan sebagai motivator dan fasilisator yang membantu agar proses belajar
siswa berjalan dengan baik sehigga proses belajar bukan merupakan transfer
pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan sesuatu yang dipelajarinya sehingga
siswa akan merasa lebih memahami sesuatu yang dipelajarinya tersebut dan siswa
mampu berpikir kritis.
Berdasarkan
pada latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan yang dituangkan dalam makalah dengan judul Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Yapis Kaimana dalam Pembelajaran Bangun
Datar melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang
di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang timbul sebagai berikut:
1.
Prestasi belajar siswa Kelas
IV SD Yapis Kaimana khususnya pada mata pelajara Matematika belum optimal, hal
ini dimungkinkan berhubungan dengan adanya pendekatan pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
2.
Pendekatan pembelajaran yang
digunakan saat ini masih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang terlibat
aktif dalam kegiatan belajar.
3.
Media atau alat bantu pembelajaran
yang sifatnya mengaktifkan siswa masih kurang memadai.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang akan
diteliti dapat dikaji secara mendalam dan tidak berkembang lebih lanjut maka
perlu adanya pembatasan ruang lingkup. Adapun pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah pada obyek penelitian yakni siswa Kelas IV SD Yapis
Kaimana dan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL). Sedangkan subyek penelitian dibatasi pada
proses pembelajaran yang difokuskan pada keterlibatan dan suasana Kelas IV SD
Yapis Kaimana dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi bangun
datar. Sementara itu, prestasi siswa kelas IV SD Yapis Kaimana yaitu pada Tahun
pelajaran 2009/2010 yaitu prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar