Istilah perasaan digunakan banyak orang untuk menunjukkan
kepada diwarnainya kegiatan seseorang sehari-harin dengan segi-segi emosional.
Ini berarti bahwa setiap pengalaman dalam situasi tertentu disertai oleh aspek
afektif atau suasana perasaan. Perasaan yaitu suatu bentuk keinginan atau gaya
gerak untuk perbuatan reaktif. Untuk itu, perasaan banyak macamnya yaitu
perasaan indrawi, rohaniah, individual dan perasaan sosial. Menurut Kartini
Kartono (1990:89-90) menjelaskan bahwa sulit membedakan antara
perasaan-perasaan tersebut. Namun dapat dijelaskan tentang empat perasaan
sebagai berikut:
- Perasaan-perasaan indrawi, yaitu perasaan yang dikaitkan dengan perangsang-perangsang jasmaniah atau fisik seperti rangsangan sakit, panas, dingin, berat dan sebagainya.
- Perasaan vital yaitu yang bergantung pada kondisi jasmaniah seseorang secara umum, hampir-hampir tidak bisa dilokalisir. Misalnya perasaan nyaman, sedang, kurang enak, rasa kuat, lemas dan sebagainya.
- Perasaan-perasaan psikis, yaitu bisa diberi motivasi-motivasi misalnya perasaan bahagia, senang, gembira, sedih, tertekan, benci, simpati dan lain-lain.
- Perasaan-perasaan pribadi yaitu yang erat kaitannya dengan penilaian diri dan martabat yang sangat mendalam, misalnya perasaan putus asa secara total, rasa tidak berdaya, rasa bahagia dan sebagainya.
Lebih lanjut Kartini Kartono (1990:90) mengungkapkan
beberapa teori tentang perasaan yang dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu:
1)
Teori Skolastik; yaitu menganggap
bahwa perasaan itu sebagai bagian dari stadium awal dari keinginan atau sebagai
satu bentuk keinginan, namun belum diiringi dengan dorongan aktivitas.
Merupakan kesiapan untuk menumbuhkan keinginan.
2)
Teori Biologis, yaitu melihat
perasaan sebagai onderdil pengikat antara pengamatan dan perbuatan. Perasaan
itu memberikan nilai kepada pengamatan yaitu merupakan gaya gerak untuk
perbuatan reaktif. Dalam hal ini perasaan-perasaan itu bersifat teleologis
yaitu terarah pada satu tujuan.
3)
Teori Intelektuilitis; yaitu bahwa perasaan
merupakan perihal tanggapan. Disebabkan oleh sifatnya yang sangat dinamis,
tanggapan-tanggapan yang jelas dan terasosiasi satu sama lain akan memperlancar
berlangsungnya perasaan.
4)
Teori Voluntaristis; yaitu yang primer
bukannya pengenalan, akan tetapi perasaan dan kemauan. Awal dari kemauan itulah
yang disebut dengan perasaan.
5)
Teori sensualistis dan teori fisiologis, yaitu anggapan bahwa
gejala-gejala fisik atau jasmaniah yang muncul sewaktu kita mendapat
kesan-kesan tertentu misalnya berupa perubahan pernafasan, kontraksi otot dan
lain-lain adalah penyebab dari emosi-emosi tersebut.
Sementara itu Kant (dalam Kartono, 1990:92) menjelaskan
bahwa perasaan dapat dikelompokkan menjadi enam kategori yaitu:
a)
Perasaan intelektual yaitu perasaan yang
dialami, apabila kita memahami satu kebenaran dengan pikiran kita, yaitu
merupakan rasa senang, puasa karena bisa mengetahui atau rasa senang dan rasa
tidak senang dan sebagainya.
b)
Perasaan estetis, ialah perasaan indah atau
buruk ketika kita melihat dan mendengar sesuatu
c)
Perasaan etis, yaitu perasaan yang kita
alami pada penghayatan benar atau salah, baik atau buruk dan sebagainya. Kadar
ukuran untuk merasakannya adalah hati nurani.
d)
Rasa diri yaitu pengalaman menghayati
perasaan tingginya harga diri dan tidak berharganya diri sendiri.
e)
Perasaan sosial atau perasaan terhadap
orang lain adalah perasaan-perasaan yang mengenali suka duka orang lain dan
ikut merasakan kehidupan orang lain
f)
Perasaan religius atau perasaan metafisik
atau absolut adalah perasaan yang berkaitan dengan kekuasaan Tuhan.
Berdasarkan pandangan di atas maka dapat dikemukakan
bahwa jelas semua jenis perasaan itu mempunyai pengaruh yang besar sekali
kepada setiap perbuatan dan kemauan kita. Sebab emosi-emosi ini memberikan
sumbangan kepada rasa bahagia atau rasa sendu di hati. Lagi pula
perasaan-perasaan erat terjalin dengan segenap kepribadian kita, dan memberikan
warna pada suasana hati. Karena itu pendidikan perasaan adalah penting sekali
bagi perkembangan kepribadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar