Makna manajemen dengan fungsi-fungsinya merupakan sebuah proses
pengaturan dan pemberdayaan sumber daya untuk mencapai tujuan.
Dari konsep dan makna manajemen di atas, maka
manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses manajerial yang
berkaitan dengan masalah pendidikan dan faktor pendidikan yang meliputi tenaga
kependidikan (pengawas sekolah/madrasah), pendidik (kepala sekolah/madrasah/guru),
peserta didik, alat, sarana/prasarana, dan tujuan pendidikan. Gaffar dalam
Mulyasa (2002: 19-20) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah proses
kerja sama yang sistematik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan baik yang berdimensi jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Sebagai bahan rujukan dari apa
yang dikemukakan tersebut, dapat dilihat
dari hasil penelitian Katz terhadap para manajer selama awal tahun
1970-an sebagaimana yang dikutip oleh Robbins dan Coulter (1999: 15-16), para
manajer (termasuk kepala sekolah/madrasah tentunya) membutuhkan tiga
keterampilan hakiki:
1.
Keterampilan Teknis, keahlian ini mencakup keahlian
dalam bidang khusus tertentu, misalnya bidang pendidikan dan manajemen bagi
kepala sekolah/madrasah.
2.
Keterampilan Manusiawi, keterampilan ini merupakan
kemampuan untuk bekerja sama dengan baik dengan
orang lain baik secara perorangan maupun dalam sebuah kelompok.
Keterampilan ini sangat penting karena kepala sekolah/madrasah langsung
berurusan dengan orang-orang.
3.
Keterampilan Konseptual, yaitu kemampuan berpikir dan
menggagas keadaan-keadaan abstrak.
Kemampuan manajemen merupakan suatu keterampilan yang bukan hanya
bersifat teoritis tetapi sekaligus bersifat praktis karena seorang kepala
sekolah/madrasah harus menghadapi suatu situasi yang nyata di tempat ia
bekerja.
Sekolah/madrasah menurut Direktorat Pendidikan
Menengah Umum sebagaimana yang dikutip oleh Sagala (2005: 77) adalah suatu
masyarakat kecil (mini society) yang
menjadi wahana pengembangan siswa, bukan sebuah birokrasi yang sarat dengan
beban-beban administrasi. Sehubungan dengan hal ini, Sagala (2005: 77) juga
mengaitkannya dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dipandangnya merupakan
strategi untuk mencapai manajemen sekolah yang efektif dan efisien.
Strategi pelaksanaan MBS di atas menerapkan dasar-dasar
manajemen dan perencanaan strategik, sehingga setiap sekolah akan menjadi pusat
keunggulan dan mampu secara terus-menerus meningkatkan mutu pendidikannya. Inti dari paradigma Manajemen Berbasis
Sekolah tersebut adalah pengelolaan
sekolah berdasarkan kekhasan, sumber daya yang dimiliki, dan kebutuhan sekolah ini
menjamin adanya keberagaman dalam pengelolaan sekolah, walaupun harus tetap
dalam koridor kebijakan pendidikan nasional.
Dalam konteks manajemen pendidikan, yang dibatasi pada
manajemen sumber daya manusianya, penulis akan menggunakan dua teori utama (grand
theory) pada aspek pengembangan personil pendidikan dan dua teori utama pada
aspek manajemen strategik berikut konsep-konsep dasar dan kajiannya sebagai sumber untuk
membangun pendirian penulis untuk memotret fakta-fakta di lapangan sebagai
temuan-temuan penelitian hasil analisis data sekaligus menafsirkan dan
membahasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar