Penilaian kinerja dikategorikan dalam 2 (dua) kelompok
besar yakni penilaian kinerja berorientasi masa lalu dan penilaian kinerja
berorientasi masa depan. Penilaian kinerja berorientasi masa lalu menurut Rivai
dan Basri (2005:349) dikelompokan dalam 3 (tiga) golongan yakni:
1.
Metode Penilaian
Subjektif. Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik antara lain
sebagai berikut:
a.
Alphabetical/Numerical Rating; dalam metode
ini, penilai diminta untuk me-rating memberi peringkat karyawan-karya-wan
dengan menggunakan angka yang mempunyai bobot yang berbeda. Faktor yang dinilai
antara lain: kualitas dan kuantitas pekerjaan, pengetahuan tentang pekerjaan,
dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Kelebihan metode ini mudah dimengerti dan
digunakan. Sementara itu ke-kurangannya adalah mudah terkena bias dan
terjadinya central tendency.
b.
Forced Choice Rating Index; pada metode ini
penilai diminta untuk membuat kata sifat atau ungkapan-ungkapan yang dapat
memberikan gambaran tentang kinerja pegawai yang akan dinilai. Kelebihan dari
metode ini adalah di samping cukup mudah untuk dipahami dan digunakan, juga
dapat mengurangi masalah central tendency
yang terlalu lemah atau terlalu tegas. Kelemahannya adalah sulit membuat
indikator dari standar kinerja.
c. Personality Trait Rating; metode ini terdiri
dari lima atau enam poin kualitas personal dan karakteristik kepribadian,
seperti: keyakinan diri, antusiasme, kedewasaan, inisiatif dan lain-lain.
Penilai diminta memilih salah satu angka yang menggambarkan kepribadian orang
tersebut. Kelebihannya adalah mudah dipahami dan mudah digunakan. Kelemahan-nya
adalah penilai sering merasa segan dalam memberikan penilaian sehingga hasilnya
tidak dapat optimal.
d.
Graphic Rating
Scale; metode
ini menggunakan skala grafik yang memberikan gambaran mulai dari kinerja
tertinggi sampai terendah. Penilai diminta
memberikan tanda pada grafik skala tersebut sesuai dengan karyawan yang
dinilai. Kelebihan metode ini adalah mudah dipahami dan digunakan, juga dapat
menghindari karyawan pada kategori yang spesifik (baik atau bagus). Kelemahannya
adalah central tendency masih mungkin
terjadi. Selain itu sulit untuk menginter-pretasikan skala tersebut.
e.
Forced Distribution; dalam beberapa
kategori, kualitas pekerjaan ditentukan misalnya rendah, dibawah rata-rata,
rata-rata, di atas rata-rata, dan tinggi. Karakteristik yang membedakan metode
ini adalah persentase kelompok layanan yang akan dinilai telah ditetapkan
terlebih dahulu. Kelebihan metode ini adalah dapat menghindari masalah-masalah
seperti central tendency yang terlalu
longgar atau ketat. Kelemahannya adalah kinerja kelompok mungkin tidak sesuai
dengan pola normal. Selain itu metode ini sulit diterapkan jika jumlah karyawan
yang akan dinilai terlalu sedikit.
f.
Ranking; metode ini adalah yang paling sederhana. Penilai hanya
mengurutkan karyawan berdasarkan ranking atau peringkat mulai dari yang
mempunyai kinerja yang paling baik sampai pada kinerja yang paling jelek.
Kelebihan metode ini adalah mudah digunakan juga memaksa penilai untuk
membedakan antara tingkat-tingkat kinerja karyawan yang berbeda. Kelemahannya
adalah kelompok yang ada mungkin tidak dapat memenuhi distribusi yang diatur,
misalnya pegawai mungkin berada dibawah atau di atas rata-rata.
g.
Paired Comparison; metode ini, penilai
diminta untuk membandingkan seorang karyawan dengan karyawan yang lainnya,
kemudian dinilai apakah kinerjanya lebih tinggi atau lebih rendah dari karyawan
lain tersebut. Kelebihan
metode ini adalah penilai dituntut untuk membandingkan kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan dari para karyawan. Kelemahannya adalah metode ini tidak
dapat memberikan umpan balik yang jelas kepada karyawan untuk meningkatkan
kinerja masa yang akan datang.
2. Metode Penilaian
Objektif. Beberapa teknik yang digunakan dalam sistem penilaian objektif ini
adalah sebagai berikut:
a.
Free Written Report; metode ini disebut
juga sebagai metode esai atau metode karangan. Penilai memberikan pendapat
tentang kinerja masing-masing karyawan dalam bentuk tulisan atau karangan yang
menunjukan kriteria-kriteria yang dianggap sesuai/cocok dengan kinerja karyawan
yang dinilai. Penilai harus memberi komentar tentang kinerja masa lalu karyawan
dan peningkatan atau target baru untuk masa yang akan datang. Kelebihan metode
ini adalah dapat menghasil-kan pendapat yang berguna bagi kinerja saat ini dan
potensi di masa mendatang. Kelemahannya adalah perbandingan antara individu
mungkin sulit dihasilkan.
b.
Controlled Written Report; metode ini mirip
dengan free written report, namun
lebih terarah karena adanya heading
dalam dokumen penilaian yang mengarahkan komentar penilai. Kelebihan metode ini
adalah menuntut penilai untuk memikirkan dengan saksama mengenai kinerja
seorang karya-wan yang dapat berguna bagi kinerja masa kini dan yang akan
datang. Kelemahannya adalah sulit mencari per-bandingan antar individu.
c. Critical Incident
Technique; metode ini menuntut agar penilai mencatat kedua sisi
kinerja, baik yang positif maupun yang negatif dari karyawan. Kelebihan metode
ini adalah penilai dituntut untuk berpikir secara saksama mengenai kinerja tiap
karyawan. Kelemahannya adalah metode ini memerlukan pengawasan yang dekat dan
kadang-kadang berlebihan dan dapat menimbulkan kebencian karyawan serta
pengenduran semangat kerja.
d.
Result Oriented Scheme;
metode
ini berorientasi pada hasil yang ingin dicapai yang lebih menekankan kinerja
daripada kepribadian. Kelebihan metode ini adalah sangat kecil ke-mungkinan
untuk dipengaruhi oleh sudut pandang subjektif dari penilai di samping itu,
mendorong adanya diskusi ter-buka dalam memformulasikan saran-saran, juga mem-berikan
umpan balik terhadap kinerja dimasa yang akan datang. Kelemahannya adalah
penilai sering tidak menyadari bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan juga
disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, dan pemusatan hanya dilakukan pada
hasil sehingga proses atau cara-cara yang dilakukan untuk mencapai hasil sering
terabaikan.
e. Self Appraisal; metode ini melibatkan karyawan
dalam proses penilaian tentang kinerja masing-masing. Kelebihan metode ini
adalah mendorong karyawan untuk memikirkan masalah-masalah pekerjaan dan
kinerja sehingga dapat memberikan umpan balik yang positif terhadap peningkatan
di masa yang akan datang. Kelemahannya adalah untuk menghasilkan lapo-ran
penilaian yang dapat dijadikan sebagai catatan permanen sulit dilaksanakan.
f.
Behaviorally Anchored Rating Scaled (BARS); metode ini membutuhkan formulir penilaian yang secara khusus di-rancang
bagi tiap kelompok pekerjaan. Langkah pertama adalah mengidentifikasi dimensi
pekerjaan pokok atau wilayah tanggung jawab bagi tiap pekerjaan, atau
sekelompok pekerjaan yang berkaitan. Sebuah skala digunakan untuk masing-masing
dimensi dengan sejumlah nilai mulai dari “mengagumkan atau sangat baik” sampai
pada “tidak dapat diterima atau sangat buruk”. Kelebihan metode ini adalah dapat mengarakterisasi skala penilaian konvensional
alfabetis atau numerik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar