Penilaian
kinerja merupakan suatu proses organisasi untuk menilai kinerja pegawainya.
Tujuan dilakukannya penilaian kinerja secara umum adalah untuk memberikan umpan
balik kepada karyawan dalam upaya memperbaiki kinerjanya dan meningkatkan
produktivitas organisasi, khususnya yang berkaitan dengan kebijak-sanaan
terhadap karyawan seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan
latihan. Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat berarti bagi
organisasi. Organisasi haruslah memilih kriteria secara subyektif maupun
obyektif. Kriteria kinerja secara obyektif adalah evaluasi kinerja terhadap
standar-standar spesifik, sedangkan ukuran secara subyektif adalah seberapa
baik seorang karyawan bekerja keseluruhan.
Penilaian
kinerja (performance appraisal) adalah proses evaluasi seberapa baik
karyawan mengerjakan, ketika dibandingkan dengan satu set standar dan kemudian
mengkomunikasikannya dengan para karyawan (Mathis dan Jackson, 2002). Penilaian
kinerja disebut juga sebagai penilaian karyawan, evaluasi karyawan, tinjauan
kinerja, evaluasi kinerja dan penilaian hasil pedoman. Penilaian kinerja
menurut Armstrong (1998) adalah sebagai berikut:
1.
Ukuran dihubungkan
dengan hasil.
2.
Hasil harus dapat
dikontrol oleh pemilik pekerjaan.
3.
Ukuran obyektif dan observable.
4.
Data harus dapat
diukur.
5.
Ukuran dapat
digunakan di manapun.
Penilaian
kinerja merupakan landasan penilaian kegiatan manajemen sumber daya manusia
seperti perekrutan, seleksi, penem-patan, pelatihan, penggajian, dan
pengembangan karir. Kegiatan penilaian kinerja sangat erat kaitannya dengan kelangsungan
organisasi. Upaya menilai kinerja pegawai membutuhkan suatu sistem penilaian
kinerja yang baik. Rahmanto (2002) mengemukakan bahwa sistem penilaian kinerja
mempunyai dua elemen pokok, yakni:
1. Spesifikasi pekerjaan yaang harus
dikerjakan oleh bawahan dan criteria yang memberikan penjelasan bagaimana
kinerja yang baik (good performance) dapat dicapai, sebagai
contoh: anggaran operasi, target produksi tertentu dan sebagainya.
2. Adanya mekanisme untuk
pengumpulan informasi dan pelaporan mengenai cukup tidaknya perilaku yang
terjadi dalam kenyataan dibandingkan dengan kriteria yang berlaku sebagai
contoh laporan bulanan manager dibandingkan dengan anggaran dan realisasi
kinerja (budgeted and actual performance) atau tingkat produksi
dibandingkan dengan angka penunjuk atau meteran suatu mesin.
Penilaian
kinerja dapat terjadi dalam dua cara, secara informal dan secara sistimatis
(Mathis dan Jackson, 2002). Penilaian informal dapat dilaksanakan setiap waktu
di mana pihak atasan merasa perlu. Hubungan sehari-hari antara manajer dan
karyawan memberikan kesempatan bagi kinerja karyawan untuk dinilai. Penilaian
sistimatis digunakan ketika kontak antara manajer dan karyawan bersifat formal,
dan sistemnya digunakan secara benar dengan melaporkan kesan dan observasi
manajerial terhadap kinerja karyawan.
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan bagian integral dari
proses penilaian yang meliputi: penerapan sasaran kinerja yang spesifik,
terukur, memiliki tingkat perubahan, terbatas waktu, adanya pengarahan dan
dukungan atasan. Karyawan bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran
dan standar kinerja yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. Peningkatan
kinerja karyawan perseorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja sumber
daya manusia secara keseluruhan.
Ruky
(2004:12-13) mengutip beberapa definisi penilaian prestasi kerja oleh beberapa
ahli antara lain:
1.
Roger Bellows (1961)
mengatakan “A periodical evaluation on
the value of an individual employee for his her organization conducted by
his/her superior or by someone in a position to evaluate his/her performance”
(suatu penilaian periodik atas nilai seorang individu karyawan bagi
organisasinya, dilakukan oleh atasannya atau seseorang yang berada dalam posisi
untuk mengamati/menilai prestasi kerjanya).
2.
Dale
S. Beach (1970) mengatakan “A systematic
evaluation on an individual employee regarding his/her performance on his/her
job and his/her potentials for development” (sebuah penilaian sistematis
atas individu karyawan mengenai prestasinya dalam pekerjaannya dan potensi
untuk pengembangannya).
3.
Bernardin
dan Russell (1993) mengatakan bahwa kinerja adalah A way of
measuring the contribution of individuals to their organization (cara
mengukur kontribusi individu atau karyawan kepada organisasi tempat mereka
bekerja).
4.
Cascio
(1992) mengatakan bahwa in the systematic
description of the job relevant strenghth and weakness of an individual or
group (sebuah gambaran/deskripsi sistematis tentang kekuatan dan kelemahan
yang terkait dengan pekerjaan dari seseorang atau satu kelompok).
Jadi pengertian
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil atau apa yang dihasilkan (outcomes) dari
sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang terus menerus
atau pada saat tertentu dan kontribusi mereka pada organisasi. Penilaian kinerja (prestasi kerja) adalah penilaian kekuatan-kekuatan atau
kelemahan-kelemahan karyawan yang relevan dengan pekerjaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar